MAKALAH
ILMU BAHAN MAKANAN SUSU
(
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia )
NAMA : MUHAMMMAD ARIF RAKHMAN
PROGRAM
STUDI PRODUKSI TERNAK
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAAN
Halaman Judul .................................................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 2
BAB II :
RUMUSAN.TUJUAN DAN MANFAAT ........................................................ 3
2.1 Rumusan Masalah ............................................................................................... 3
2.2 Tujuan .................................................................................................................. 3
2.3 Manfaat ................................................................................................................ 3
BAB III : KAJIAN TEORI
............................................................................................... 4
3.1 Jenis Susu ............................................................................................................. 4
3.2 Tingkat Laktasi ................................................................................................... 5
3.3 Komposisi Susu .................................................................................................... 6
3.4 Syarat Umum Susu
yang Baik ........................................................................... 7
3.5 Hasil Olahan Susu ............................................................................................... 8
3.6 Manfaat Susu ..................................................................................................... 12
3.7 Penyimpanan Susu ............................................................................................ 13
BAB IV : PENUTUP ........................................................................................................ 14
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 14
4.2 Saran ................................................................................................................... 14
Puji syukur kami
panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. atas karunia-Nya sehingga Makalah Ilmu Bahan
Makanan Susu ini dapat saya selesaikan. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih
kepada Ibu Sunarti Mustamar selaku pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia atas
bimbingannya selama ini dan teman-teman yang telah memberikan dukungan serta
saran demi terwujudnya makalah ini. Makalah ini berisi tentang “Susu”,ulasan
yang kami sediakan ini semoga dapat menambah wawasan sehingga memperjelas
pembahasan materi. Kami harap, makalah yang kami susun ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua terutama menambah pengetahuan tentang hal yang diulas
di dalamnya. Selain itu seperti kata pepatah ” tak ada gading yang tak retak”,
begitupun makalah ini masih jauh dari
sempurna. Saran dan kritik yang membangun akan sangat membantu kami dalam
memperbaiki makalah selanjunya. Selamat Membaca!
Pasuruan, 27 Desember
2014
Susu
adalah bahan pangan yang dikenal kaya akan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh
manusia. Konsumsi susu pada saat remaja terutama dimaksudkan untuk memperkuat
tulang sehingga tulang lebih padat, tidak rapuh dan tidak mudah terkena risiko
osteoporosis pada saat usia lanjut. Pada susu juga terkandung zat-zat gizi yang
berperan dalam pembentukan tulang seperti protein, fosfor, vitamin D, vitamin C
dan besi. Selain zat-zat gizi tersebut, susu juga masih mengandung zat-zat gizi
penting lainnya yang dapat meningkatkan status gizi.
Untuk
mengimbangi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, tubuh memerlukan zat gizi
yang lebih banyak dan lebih berkualitas, sehingga apabila tidak di imbangi
dengan pola konsumsi pangan yang sehat, masa remaja dapat menjadi masa yang rawan gizi. Salah satu zat gizi yang
diperlukan pada masa remaja ini adalah kalsium.
Menurut Khomsan (2004), retensi kalsium pada remaja pria tiga kali lipat
lebih tinggi dibandingkan pada masa usia pra sekolah. Pada masa pra usia
sekolah retensi kalsium sebagai tulang adalah sebesar 100 mg/hari.
Pada
usia remaja terjadi pembentukan jaringan
tulang. Massa jaringan tulang total pada tubuh 45% terbentuk pada saat remaja
dan puncak kepadatan tulang dicapai pada saat remaja akhir Masa pertumbuhan tulang sangat membutuhkan
zat kalsium yang terutama dapat diperoleh dari susu sebagai sumber utama
kalsium (Matkovic et al . 1994). Selain
itu, masa remaja dapat dianggap sebagai masa terakhir dalam perbaikan gizi yang
optimal, karena setelah melewati masa ini, perbaikan gizi sebagian besar hanya bermanfaat
untuk mempertahankan kebugaran tubuh.
Seseorang yang
mengonsumsi susu dalam jumlah yang rendah pada saat anak-anak dan remaja,
memiliki risiko kurangnya kepadatan tulang dan terjadinya osteoporosis pada
saat dewasa dan lanjut usia (Kalkwarf et al. 2003). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Volek et
al. (2003) dengan pemberian susu dan jus buah selama 12 minggu pada dua kelompok
remaja putra yang sedang mengikuti pelatihan olahraga, menunjukkan bahwa pada
kelompok yang diberi susu tercatat secara nyata memiliki asupan kalsium dan kepadatan
tulang yang lebih tinggi daripada kelompok yang diberi jus buah. Pada remaja wanita,
yang diteliti oleh Cadogan et al. (1997), menunjukkan bahwa pemberian minuman
susu juga secara nyata dapat meningkatkan kepadatan tulang, akan tetapi tidak menambah
berat badan atau lemak tubuh.
Di
Indonesia, pada moto gizi empat sehat lima sempurna, susu terletak pada urutan
paling terakhir yaitu pada kelompok lima sempurna. Hal ini karena susu masih dianggap
barang mahal dan masih sulit dijangkau oleh masyarakat banyak. Kondisi ini dapat
dilihat dari konsumsi susu yang masih rendah, yaitu hanya 5,10 kg/orang/tahun (Khomsan
2004). Sementara itu, ukuran per saji untuk konsumsi susu sampai saat ini di Indonesia
belum baku. Ukuran per saji secara komersial yang ada saat ini adalah berkisar antara
180 ml dan 250 ml. Di dalam anjuran jumlah per saji menurut kecukupan energi, juga
belum tercantum untuk kelompok umur 16-18 tahun dan 19-26 tahun untuk bahan pangan
susu (Depkes 2002).
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis susu?
2. Bagaimana komposisi dan nilai gizi susu?
3. Apa syarat umum susu sehingga layak untuk
dikonsumsi?
4. Apa saja produk hasil olahan susu?
5. Bagaimana manfaat susu bagi orang-orang yang
mengonsumsinya?
6. Bagaimana cara penyimpanan susu?
® Mengetahui jenis, komposisi, syarat umum yang
baik, sifat khas, hasil olahan, manfaat, dan cara penyimpanan susu.
® Memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia.
1. Dapat menjadi salah satu literatur yang
membahas tentang susu.
2. Dapat menjadi salah satu sumber referensi bagi
penulisan makalah berikutnya.
3.1 Jenis Susu
1. Susu Sapi
Susu sapi disebut juga darah
putih bagi tubuh karena mengandung banyak vitamin dan berbagai macam asam
amino yang baik bagi kesehatan tubuh.Tiap 100 Gram susu sapi mengandung :
·
Kalori (Kkal) 61,00
·
Protein (g) 3,20
·
Lemak (g) 3,50
·
Karbohidrat (g) 4,30
·
Kalsium (mg) 143,00
·
Fosfor (g) 60,00
·
Besi (g) 1,70
·
Vitamin A (SI) 130,00
·
Vitamin B1
(tiamin)(mg) 0,03
·
Vitamin C (mg) 1,00
·
Air (g) 88,33
Menurut jenis sapi perah, susu sapi dibedakan menjadi
enam. Komposisi rata-rata zat-zat makanan yang terdapat dalam air susu
dapat dilihat pada table berikut.[1]
Jenis
|
Bahan kering
|
Protein
|
Lemak
|
Laktosa
|
Mineral
|
FriesHolland
Ayrshire
BrownSwiss
Guernsey
Jersey
Zebu
|
12.20
13.10
13.30
14.40
15.00
13.30
|
3.10
3.60
3.60
3.80
3.90
3.40
|
3.50
4.10
4.00
5.00
5.50
4.20
|
4.90
4.70
5.00
4.90
4.90
5.00
|
0.70
0.70
0.70
0.70
0.70
0.80
|
Susu sapi mengandung sedikit sekali zat
besi, mineral yang berfungsi penting dalam pembentukan sel darah merah dan pertumbuhan.
Pemberian susu sapi sepanjang tahun pertama, meningkatkan resiko anemia akibat
defisiensi zat besi yang berhubungan dengan kelambatan perkembangan mental dan
fisik. Untuk itu, susu sapi tidak baik dikonsumsi bayi.
Dewasa ini susu
kambing mulai banyak diproduksi di Indonesia. Susu kambing adalah susu yang dihasilkan oleh kambing betina setelah melahirkan, dalam jangka
waktu 0-3 hari dihasilkan susu kolostrum yang mengandung sangat banyak zat gizi
jika dibandingkan dengan susu sapi. Susu Kambing dapat menjadi alternatif
bagi konsumen yang mempunyai alergi terhadap susu sapi. Keistimewaan susu
kambing diantaranya :
a) Kaya
Protein, enzim, mineral, vitamin A, dan Vitamin B (riboflavin). Beberapa jenis
enzim juga terdapat dalam susu kambing, antara lain : Ribonuklease,
Alkalin Fosfate, Lipase, dan Xantin Oksidase. Sementara beberapa mineral yang
terkandung dalam susu kambing yaitu Kalsium, Kalium, Magnesium, Fosfor, Klorin
dan Mangan.
b) Mengandung Antiantritis
(inflamasi sendi).
c)
Mempunyai khasiat untuk mengobati Demam Kuning, Penyakit Kulit,
Gastritis. (gangguan lambung), Asma, dan insomnia (sulit tidur).
d)
Molekul lemaknya kecil sehingga mudah dicerna.
e) Bila disimpan di tempat dingin,
tidak merubah kualitas khasiatnya.
Ciri-ciri susu kambing murni yang dalam keadaan
baik dapat mudah dikenal dari fisiknya sebagai berikut :
1. Bila kondisi beku -18
derajat susu harus terlihat berwarna kekuning-kuningan
(kandungan
kalsium
tinggi)
2. Mudah cair dalam suhu
ruang (kandungan air rendah)
3. Mudah diremas setelah
dikeluarkan 30 menit dari freezer
4. Aroma susu tercium
dengan rasa sedikit manis dan gurih
5. Krim susu dengan air
menyatu dan tidak pecah/menggumpal
6. Bau khas kambing tidak tercium menyengat
Faktor yang menyebabkan susu kambing murni menjadi berubah
diantaranya :
1. Susu sudah melebihi
batas waktu penyimpanannya
2. Suhu tempat
penyimpanan yang tidak standart/tidak stabil
3. Mengalami beberapa
kali cair kemudian membeku kembali
4. Kebersihan kandang
yang tidak terjaga serta pakan yang kurang berkualitas
5. Tercampur dengan
kolostrum susu kambing pada awal masa kelahiran
Air susu ibu atau ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk
konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi
yang belum dapat mencerna makanan padat.ASI diproduksi karena pengaruh
hormon prolactin dan oxytocin setelah kelahiran bayi. ASI pertama yang
keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi
melawan penyakit.Bila ibu tidak dapat menyusui anaknya, harus digantikan oleh
air susu dari orang lain atau susu formula khusus. Susu
sapi tidak cocok
untuk bayi sampai berusia 1 tahun.
Hal hal yang
mempengaruhi produksi ASI :
1. Makanan.
2. Ketenangan
jiwa dan pikiran.
3. Penggunaan
alat kontrasepsi.
4. Perawatan
payudara.
5. Anatomis
payudara.
6. Faktor
fisiologi.
7. Pola
istirahat.
8. Faktor
isapan anak atau frekuensi penyusuan.
9. Faktor
obat-obatan.
10. Berat lahir
bayi.
11. Umur
kehamilan saat melahirkan.
12. Konsumsi rokok dan alkohol.
3.2 Tingkat Laktasi
Komposisi air susu berubah pada tiap tingkat
laktasi. Perubahan yang terbesar terjadi pada saat permulaan dan terakhir periode
laktasi. .[1]
Kolostrum : Sekresi pertama setelah proses kelahiran.
Komposisinya sangat berbeda dengan komposisi susu sapi Fries Holland. Pada
kolostrum terkandung : .[1]
ü
Konsentrasi zat padatnya lebih tinggi
ü
Casein, protein whey
(terutama globulin), garam mineral lebih tinggi (Ca, Mg, P, Cl lebih tinggi,
Potasium lebih rendah)
ü
laktosa lebih rendah
ü
Lemak bisa lebih tinggi
bisa lebih rendah.
Perbandingan komposisi kolostrum denga susu Fries Holland dapat dilihat pada
table di bawah ini.[1]
Perbandingan Komposisi
Kolostrum dengan Susu FH
Komponen
|
Kolostrum
(%)
|
Kolostrum ke 2 & 3 (%)
|
Susu FH
(%)
|
Total Solid
Protein
Imunne globulin
Laktosa
|
22,3
18,8
13,1
2,5
|
10,5
5,5
1,0
4,0
|
8,6
3,25
0,09
4,6
|
3.3 Komposisi Susu
Komposisi secara normal, rata-rata susu
mengandung lemak 3,9%; protein 3,4%; laktosa 4,8%; abu 0,72%; air 87,10%;
sitrat; vitamin A, B, C dan enzim.Terdapat perbedaan komposisi air susu manusia dan berbagai jenis
Ternak, hal tersebut dapat dilihat pada di bawah ini. Demikian pula
meskipun sama sama sapi perah, tetapi jika dari keturunan yang berbeda, hasil
dan komposisi susunya juga berbeda. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut. .[1]
Komposisi Rata-rata Zat-zat Makanan dalam Air Susu dari Berbagai Jenis Ternak
Mamalia (%)
Jenis
|
Bahan kering
|
Protein
|
Lemak
|
Laktosa
|
Mineral
|
Manusia
Sapi perah
Domba
Kambing
Kerbau
Sapi zebu
|
12.60
12.83
17.00
13.00
21.40
13.30
|
2.00
3.50
3.20.
3.70
5.50
3.40
|
3.50
3.80
3.20
4.00
10.50
4.20
|
6.80
4.90
4.70
4.45
4.50
5.00
|
0.30
0.73
0.90
0.85
0.85
0.80
|
Komposisi susu bervariasi dan tergantung pada
banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi susu terutama spesies,
variasi genetik dalam spesies, kesehatan, lingkungan, manajemen, stadium
laktasi, pakan dan umur. .[1]
1. Air
Susu mengandung air sebesar 87.90 %. Fungsinya sebagai pelarut
bahan kering.
2. Lemak
Besar kecilnya butiran lemak ditentukan oleh kadar air di
dalamnya. Makin banyak air makin besar globuler (butiran lemak dalam susu) dan
keadaan ini dikhawatirkan akan menjadi pecah. Bila globuler pecah maka susu
juga akan pecah. Dan susu yang pecah tidak dapat dipisahkan lagi oleh krimnya,
tidak dapat lagi dijadikan sebagai bahan makanan. Dan akibatnya, susu akan
menyerap bau di sekitar.Kadar lemak dalam susu sangatlah berarti dalam
penentuan nilai gizi susu itu sendiri. Buckle et al., (1987) menyatakan
kerusakan pada lemak dapat terjadi merupakan sebab dari perkembangan cita rasa
yang menyimpang dalam produk-produk susu, seperti :[2]
a. Ketengikan,
disebabkan karena hidrolisa dari gliserida dan pelepasan asam
lemak seperti butirat dan kaproat, yang punya bau
keras, khas dan tidak
menyenangkan.
b. Tallowness
yang disebabkan karena oksidasi asam lemak tak jenuh.
c. Flavor
teroksidasi yang disebabkan karena oksidasi fosfolipid.
d. Amis/bau
seperti ikan yang disebabkan karena oksidasi dan reaksi hidrolisa.
3. Protein
Protein rata-rata dalam susu sebesar 3.20%, terdiri dari 2.70%
casein (bahan keju), dan 0.50% albumen. Beberapa hari setelah induk sapi
melahirkan, kandungan albumin sangat tinggi pada susu dan akan normal kembali
setelah 7 hari.[1]
4. Laktosa
Kadar laktosa dalam susu dapat dirusak oleh beberapa jenis kuman
pembentuk asam susu. Pemberian laktosa pada susu dapat menyebabkan mencret atau
gangguan perut bagi orang yang tidak tahan terhadap laktosa.[1]
5. Vitamin
dan enzim
Bila susu dipanaskan,
dipasteurisasi atau disterilisasi maka 10-30% vitamin B1 akan hilang, dan
vitamin C akan hilang sebesar 20-60%.[1]
3.4 Syarat Umum Susu Yang Baik
Saat
masih berada di dalam kelenjar susu, susu dinyatakan steril. Namun, apabila
sudah terkena udara, susu sudah tidak bisa dijamin kesterilannya. Adapun syarat
susu yang baik meliputi banyak faktor, seperti warna, rasa, bau, berat jenis,
kekentalan, titik beku, titik didih, dan tingkat keasaman. [3
Warna susu bergantung pada beberapa
faktor seperti jenis ternak dan pakannya.Warna susu normal biasanya berkisar
dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putihnya merupakan hasil
dispersi cahaya dari butiran-butiran lemak, protein, dan mineral yang ada di
dalam susu. Lemak dan beta karoten yang larut menciptakan warna kuning,
sedangkan apabila kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan muncul.
Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih) yang
disebabkan adanya kandungan gula laktosa dan garam mineral di dalam susu. Rasa
susu sendiri mudah sekali berubah bila terkena benda-benda tertentu, misalnya
makanan ternak penghasil susu, kerja enzim dalam tubuh ternak, bahkan wadah
tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya. Bau susu umumnya sedap, namun
juga sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas.
Berat jenis air susu adalah 1,028 kg/L. Penetapan berat
jenis susu harus dilakukan 3 jam setelah susu diperah, sebab berat jenis ini
dapat berubah, dipengaruhi oleh perubahan kondisi lemak susu ataupun karena gas
di dalam susu. Viskositas susu biasanya berkisar antara 1,5 sampai 2 cP, yang
dipengaruhi oleh bahan padat susu, lemak, serta temperatur susu.
Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 °C, sedangkan titik
didihnya adalah 100,16 °C. Titik didih dan titik beku ini akan mengalami
perubahan apabila dilakukan pemalsuan susu dengan penambahan air yang terlalu
banyak karena titik didih dan titik beku air yang berbeda.
Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat
asam dan sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5–6,7. Bila pH susu
lebih rendah dari 6,5, berarti terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri.
D. Hasil Olahan Susu
1. Susu
Pasteurisasi
Susu yang dipanaskan untuk mencegah kerusakan karena
mikroorganisme dan enzim. Ada 2 cara pasreurisasi, yaitu pasteurisasi lama/Low
Temperature Long Time (susu dipanaskan pada suhu 65-70% selama 30 menit, tahan
disimpan 3-6 hari pada suhu pendigin) dan pasteurisasi sekejap/High Temperarure
Short Time (susu dipanaskan pada suhu 8-95○C selama 15-16 detik).
2. Susu
Homogenisasi
Susu homogen adalah susu yang telah diproses untuk memecah
butiran lemak, sehingga setelah 48 jam penyimpanan pada suhu 10-15○C
tidak terjadi pemisahan krim pada susu.[5]
3. Susu
Steril
Susu steril adalah susu yang dihomogenasi sampai lebih dari
titik didih (110○C) dalam waktu singkat.[5]
4. Susu
Kental Manis
Susu yang diperoleh dari peternakan distandarisasi dengan
ditambahkan krim maupun susu skim, sehingga perbandingan tetap dari lemak :
benda padat bukan lemak menjadi 9 : 22. Susu kemudian dihangatkan, ditambahkan
gula sehingga diperoleh konsentrasi gula 62,5% sebagai sukrosa dalam produk
akhir. Selanjutnya adalah proses penguapan susu yang sudah mengandung gula
dengan menggunakan penguap hampa pada suhu mencapai 77○C. Pada suhu
49○C fase cair dari produk yang dikentalkan menjadi jenuh dengan
laktosa, dan pada waktu didinginkan terjadi larutan jenuh dan kristalisasi.
Setelah proses kristalisasi selesai, susu kental didinginkan, kemudian
dimasukkan ke dalam drum-drum penyimpanan untuk diisikan ke dalam kaleng.
5. Susu
Evaporasi
Susu evaporasi atau susu kental tawar mengandung solid 2,25 kali
dari susu segar. Cara pembuatannya hampir sama dengan susu kental manis, hanya
saja tidak ditambahkan gula.
6. Yoghurt
Yoghurt adalah produk susu yang dibuat dengan cara fermentasi.
Susu yang akan difermentasi dipanaskan sampai 90○C selama 15-30
menit,kemudian didinginkan sampai 43○C. Setelah itu ditambahkan
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophillus, diinkubasi kira-kira 3 jam sampai tercapai pH 4,0-4,5.
Produk didinginkan sampai 5○C dan siap dikemas.[5]
7. Kefir
Kefir merupakan produk olahan susu yang hampir mirip dengan
yoghurt, tetapi proses fermentasinya menggunakan bakteriStreptococcus lactis,
Lactobacillus bulgaricus, dan ditambah khamir (ragi) untuk
memfermentasi laktosa.
8.
Keju
Keju dibuat dari dadih susu yang dipisahkan, diperoleh dengan
penggumpalan bagian casein/endapan protein dari susu dan susu skim.
Penggumpalan terjadi dengan adanya rennet atau dengan meningkatkan keasaman
susu melalui fermentasi asam laktat.[5] Sebagian besar keju
diproduksi dengan menggunakan rennet yang berasal dari binatang. Pada akhir
1980an rennet dari jamur dan bakteri mulai dikembangkan karena adanya
kelangkaan rennet yang berasal dari binatang. Selain itu, ada beberapa tanaman
alternatif yang memiliki enzim untuk mengentalkan susu, diantaranya kulit pohon
ara, mallow, dan thistle.
Berbagai macam variasi keju merupakan hasil dari penggunaan susu dan bakteri yang berbeda serta lamanya proses
pematangan yang tidak sama.[6] Dua cara umum untuk
mengklasifikasi keju didasarkan pada tekstur dan cara pematangannya.[5] Berdasarkan
teksturnya ada 4 jenis, yaitu:
A.Keju lunak
Kadar air keju lunak lebih dari 40%. [5] Karena
kadar airnya banyak, maka kadar lemak keju lunak lebih rendah dibanding keju
lain yang lebih keras.[6]
b. Keju semi lunak/keras
Kadar air pada keju jenis ini berkisar antara 36-40%.[6] Sebagian besar keju ini diproduksi
dengan krim rendah kalori.[6] Lama pematangan pada keju-keju tipe ini
berbeda-beda. Contoh keju semi keras adalah Roquefort, Tetilla, dan Weisslacker.[6]
c. Keju keras
Keju keras memiliki kadar air 25-36%, matang lebih cepat dan lebih
mudah diiris dari pada keju sangat keras.
d. Keju sangat keras
Kadar airnya kurang dari 25%.[5] Keju keras
umumnya menjadi matang dalam tiga bulan, namun proses pematangan dapat
berlangsung hingga satu tahun dan membuat keju kehilangan lebih banyak air dan
menjadi lebih keras.[6]
Berdasarkan proses pematangan, keju dapat dibagi menjadi lima
kelompok :
a. Bakteri yang
dimatangkan dari dalam
Contoh keju dari kelompok ini adalah Cheddar, keju
Gouda, dan Parmesan.[7] Keju-keju dalam kategori ini menjadi
lebih keras ketika matang. Kematangannya akan terjadi seragam di seluruh bagian
luar keju.[7]
b. Keju yang dicuci
kulitnya
Contoh keju dari kelompok ini adalah Limburger dan Liederkranz.[7] Keju-keju ini secara periodik dicuci
bagian permukaannya dengan air asin pada tahap pertama pematangan. Keju tipe
ini memiliki kulit yang berwarna oranye atau kemerah-merahan.[7] Biasanya, keju ini akan menjadi lebih
lunak ketika matang dan memiliki aroma yang tajam.[7]
d. Keju berlapis
kapang
Contoh keju dari kelompok ini adalah Brie, Camembert, dan St. Andre.[7] Keju-keju jenis ini memiliki lapisan
kulit yang berbulu akibat kapang.[7] Lapisan tersebut berwarna putih ketika
keju masih muda tetapi dapat menjadi lebih gelap atau coreng-coreng ketika keju
mengalami proses pematangan.[7]
e. Keju tidak
dimatangkan
Contoh keju dari kelompok ini adalah cottage cheese,
keju krim, dan baker’s cheese.[7] Keju jenis ini tidak mengalami proses
pematangan.[7]
9. Mentega
Mentega terbuat dari lemak susu yang didalamnya ditambahkan
garam untuk mendapat rasa yang lebih baik dan untuk menjaga mutu.[5] Kandungan
gizi mentega tergantung pada kandungan lemak dan vitamin-vitamin yang larut
lemak. Mentega tidak mengandung laktosa dan mineral, serta berprotein
rendah. [5]
Mutu mentega dipengaruhi mutu krim yang digunakan dan penanganan
lanjut pada produk akhir. Mikroorganisme juga berperan dalam mempengaruhi mutu
mentega. Krim yang telah mengalami kerusakan oleh bakteri akan mempunyai rasa
kurang enak yang mempengaruhi rasa mentega.[5]
10. Tahu susu/Dali
Tahu susu merupakan produk yang
dibuat dengan mencampurkan susu dengan air perasan ekstrak pepaya (papain)
0,2/liter susu, dipanaskan/dikukus 30-40 menit dengan api sedang sampai
menggumpal.
11. Susu Bubuk
Kandungan total padatan padatan susu bubuk 97% dengan spray
drier. Susu bubuk ada 2 macam, whole milk (protein 24,6%) dan skim milk
(35,6%).
12. Dodol Susu
Dodol susu dibuat dengan cara merebus air susu hingga mendidih,
kemudian ditambahkan gula dan dididihkan lagi selama 2,5 jam sambil diaduk.
Setelah mengental ditambahkan tepung terigu sedikit demi sedikit sambil diaduk,
didiamkan,kemudian dipotong-potong.
Gambar dodol susu
13. Kerupuk Susu
Kerupuk susu dibuat dengan cara merebus susu kemudian ditambahkan bumbu dan
tepung kanji hingga menjadi adonan yang tidak lengket. Adonan tersebut
dimasukkan ke dalam air mendidih, didinginkan, diiris, dijemur kemudian
digoreng.
E. Manfaat Susu
Manfaat dari
susu antara lain :
1. Susu mengandung
Potassium, yang dapat menggerakkan dinding pembuluh darah pada saat tekanan
darah tinggi untuk menjaganya agar tetap stabil, mengurangi bahaya akibat
apopleksi, juga dapat mencegah penyakit darah tinggi dan jantung.
2. Dapat
menetralisir racun seperti logam, timah dan cadmium dari bahan makanan
lain yang diserap oleh tubuh.
3. ASI (Air Susu Ibu) dan kandungan lemak di dalamnya
dapat memperkuat daya tahan fungsi syaraf, mencegah
pertumbuhan tumor pada sel tubuh.
4.
Kandungan
tyrosine dalam susu dapat mendorong hormon kegembiraan unsur serum dalam darah
tumbuh dalam skala besar.
5.
Kandungan
yodium, seng dan leticin dapat meningkatkan secara drastis keefisiensian kerja
otak besar.
6.
Zat
besi, tembaga dan vitamin A dalam susu mempunyai fungsi terhadap kecantikan, yaitu
dapat mempertahankan kulit agar tetap bersinar.
7.
Kalsium
susu dapat menambah kekuatan tulang, mencegah tulang menuyusut dan patah
tulang.
8.
Susu
menyediakan hampir dua-pertiga kebutuhan vitamin D dalam makanan.
9.
Kandungan
magnesium dalam susu dapat membuat jantung dan sistem syaraf tahan terhadap
kelelahan.
10. Kandungan Seng pada susu sapi
dapat menyembuhkan luka dengan cepat.
11. Kandungan vitamin B2 di dalam susu sapi dapat
meningkatkan ketajaman penglihatan.
12. Terdapat
macam-macam asam amino yang penting untuk pertumbuhan tubuh.
13. Mencegah osteoporosis dan menjaga tulang tetap
kuat. Bagi anak-anak, susu berfungsi untuk pertumbuhan tulang yang membuat anak
menjadi bertambah tinggi.
14. Menurunkan tekanan darah.
15. Mencegah kerusakan gigi dan menjaga kesehatan
mulut. Susu mampu mengurangi keasaman mulut, merangsang air liur, mengurangi
plak dan mencegah gigi berlubang.
16. Mencegah terjadinya kanker kolon atau kanker
usus
17. Mencegah diabetes tipe 2.
18. Membantu agar lebih cepat tidur. Hal ini
karena kandungan susu akan merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh
mengantuk.
Susu merupakan bahan makanan dengan protein
tinggi, kaya nutrisi dan tanpa kandungan zat anti bakteri. [12]Susu
akan menjadi sasaran yang cukup empuk bagi para bakteri untuk berkembang biak
di sana, oleh karena itu kita harus benar-benar memperhatikan
caramenyimpan dan menangani susu. [12]
Berbagai masalah kesehatan hingga kematian
bisa terjadi hanya karena susu tanpa disadari telah membusuk. [12] Ini
juga berlaku pada produk-produk makanan yang terbuat dari bahan susu, seperti
keju, es krim, susu kental manis, susu bubuk, yoghurt dan sebagainya. Agar susu
tetap aman dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang agak lama, sebaiknya
diperhatikan kondisi penyimpanannya. [12]
1. Cara Menyimpan Susu dan Dadih Susu[12]
Susu
atau dadih susu disimpan di suhu 1 hingga 4oC di dalam
kulkas. Umumnya kulkas memiliki suhu 4oC, namun ini juga tergantung
dari kerapatan dan kondisi kulkas. Untuk memastikan susu tersimpan di suhu yang
memadai, tempatkan susu di tengah-tengah kulkas. Susu
jangan diletakkan di bagian pintu kulkas karena suhu di bagian ini lebih
mudah berubah-ubah sehingga susu akan mudah rusak.
2. Cara Menyimpan Susu yang Telah Dibuka[12]
Susu yang telah dibuka harus digunakan maksimal satu hari setelah kemasannya
dibuka walaupun telah disimpan di kulkas. Kebiasaan menuang susu di meja makan
kemudian memasukkan lagi ke dalam kulkas dan melakukannya terus untuk satu
kemasan yang sama selama berhari-hari menyebabkan susu rusak karena kontaminasi
bakteri saat dibawa keluar dari kulkas dan disimpan lagi dalam waktu yang lama.
3. Cara Menyimpan Susu Bubuk[12]
Susu
bubuk disimpan dalam kontainer tertutup rapat dan diletakkan
dalam suhu 10 hingga 15oC agar susu bubuk tetap awet. Untuk
mencapai suhu tersebut, susu bubuk dapat disimpan di bagian pintu
kulkas.
4. Cara Menyimpan Susu Kental Manis[12]
Susu kental manis yang masih dalam kaleng dapat bertahan di suhu
ruangan hingga satu tahun. Namun jika sudah dibuka, susu harus
disimpan di dalam kulkas dan harus digunakan dalam 8 hingga 20 hari
berikutnya.
5. Cara Menyimpan Es Krim[12]
Es krim mungkin tidak akan membusuk selama disimpan di dalam freezer,
namun semakin lama penyimpanan es krim,kelembutan dan kualitas
rasanya akan semakin berkurang. Jika masih dalam kemasan dan disimpan di
suhu beku, es krim bisa bertahan hingga dua bulan. Namun jika sudah
dibuka, sebaiknya es krim segera disantap habis karena penyimpanan di dalam
freezer akan membuatnya keras dan mengalami perubahan rasa.
4.1 Kesimpulan
Susu yang merupakan minuman kaya manfaat ini memiliki berbagai
jenis dan macamnya. Susu juga dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan lain
seperti yogurt, mentega, keju, es krim dll. Dari segi manfaat susu memiliki
banyak kelebihan seperti mencegah penyakit darah tinggi dan jantung,
menetralisir racun , menambah kekuatan tulang dll. Selain itu susu juga mampu
diserap dengan sempurna dalam tubuh yakni sebesar 100%. Oleh karena itu susu
dikatakan sangat baik dinyatakan sebagai bahan makanan. Susu yang baik adala
apabila jumlah bakteri yang ada sedikit, tidak mengandung spora mikroba
pathogen, bersih yaitu tidak mengandung debu atau kotoran lainnya, mempunyai
cita rasa yang baik dan tidak dipalsukan.
4.2 Saran
Dengan mengetahui
segala hal tentang susu, terutama manfaatnya bagi kesehatan dan tubuh kita,
hendaknya kita memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Dalam bidang kesehatan
dan peternakan, hendaknya kita selalu mengonsumsi susu dengan porsi yang cukup
setiap hari agar kita bisa merasakan manfaatnya sesuai yang disebutkan dalam
penjelasan di atas. Dengan menerapkan penggunaan susu secara bijaksana, kita
dapat memperoleh hasil yang maksimal.
C.
DAFTAR PUSTAKA
® A.S Wardana
.STP/2012/TEKNOLOGI PENGOLAHAN SUSU/Surakarta : Universitas Slamet Riyadi ( diunduh pada
tanggal 20 Oktober 2014 jam )
® Nurwantoro.
S.Mulyani/2003/BUKU AJAR DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK/Semarang : Universitas
Diponegoro ( diunduh
pada tanggal 20 Oktober 2014)
® Rahmah. S/2012/ Laporan Analisis Bahan Makanan "Susu/Makassar : Universitas
Hasanuddin ( diunduh pada tanggal
20 Oktober 2014 )
® V.
Chelzea/2011/Makalah Ilmu Bahan Makanan Susu/Semarang : Universitas Diponegoro
( diunduh
pada tanggal 20 Oktober 2014 )
® Suryono//Institut
Teknologi Bandung ( diunduh
pada tanggal 20 Oktober 2014 )
® S.
Eniza//Universitas Sumatra Utara ( diunduh pada tanggal 20 Oktober 2014 )